SIDIK JARI
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, وصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد
:
Saat
dikatakan dalam Al Qur'an bahwa adalah mudah bagi Allah untuk
menghidupkan manusia setelah kematiannya, pernyataan tentang sidik jari
manusia secara khusus ditekankan:
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ # بَلَى قَادِرِينَ عَلَى أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ
Artinya
: "Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali)
tulang-belulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun (kembali) ujung
jari-jarinya dengan sempurna." (QS Al Qiyamah : 3-4)
Penekanan
pada sidik jari memiliki makna sangat khusus. Ini dikarenakan sidik
jari setiap orang adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang
hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari
yang unik dan berbeda dari orang lain.
Setiap
orang, termasuk mereka yang terlahir kembar identik, memiliki pola
sidik jari yang khas untuk diri mereka masing-masing, dan berbeda satu
sama lain. Dengan kata lain, tanda pengenal manusia tertera pada ujung
jari mereka. Sistem pengkodean ini dapat disamakan dengan sistem kode
garis (barcode) sebagaimana yang digunakan saat ini.
Itulah
mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu identitas yang sangat penting
bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia.
Akan
tetapi, yang penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru
ditemukan di akhir abad ke-19. Sebelumnya, orang menghargai sidik jari
sebagai lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus. Namun dalam Al
Qur'an, Allah merujuk kepada sidik jari, yang sedikitpun tak menarik
perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita pada arti
penting sidik jari, yang baru mampu dipahami di zaman sekarang.